KJI - LIVE IN NGLUTUNG!
learning how to grow and bloom
7/5/2023 0 Comments Hari 2 - Menyiapkan diri28 Juni 2023 - Rabu Hari ini adalah hari pertama kami akan beraktivitas di Desa Nglutung, rundown dan teknis acara sudah kami diskusikan dan dibahas di malam sebelumnya Pagi, jam 7, kakak-kakak pendamping sekaligus tetangga-tetangga Tante Elok datang, dalam rangka menemani kami selama di rumah mbah dan juga sebagai pendamping kami, mengantar kami ke rumah mbah-mbah, mengajak kami untuk berkomunikasi dan juga penanggung jawab dokumentasi selama kegiatan berlangsung ada kurang lebih 5 kakak pendamping, yaitu Kak Yuni, Kak Dinda, Mas Davin, Mas Redy dan Mas Hendry, mereka semua umurnya sudah diatas kami Pada hari pertama kami tidak langsung di drop di rumah mbah-mbahnya, sebagian dari kami diantar dengan mobil dan motor, perjalanan kami agak berliku-liku. Hari ini aku setim dengan Dzikri dalam perjalanan mengunjungi kediaman Mbah Harmi didampingi oleh Kak Dinda, jujur aku agak gugup begitu tiba dan bertemu Mbah Harmi secara langsung, tetapi aku tetap memberanikan diri untuk bertanya dan berkomunikasi meskipun bahasa jawaku kacau dicampur bahasa krama dan ngoko. Dibantu Kak Dinda dan google translate (hehe), akhirnya kami bisa bertanya beberapa hal tentang kehidupan Mbah Harmi, misalnya tentang foto yang beliau pajang di ruang tamu, kegiatannya sehari-hari, berapa anak dan cucunya, untuk apa daun cengkeh yang dikumpulkannya, berapa umur beliau dan seterusnya. "asmanipun sinten mbah?" "..asmanipun Mbah Harmi" "yuswanipun pinten mbah?" "umurku wolung dasa.." Mbah Harmi tinggal sendiri, beliau sudah sepuh dan umurnya sudah melewati angka 80, kurang lebih tahun ini beliau berumur 82, untuk seseorang se-sepuh Mbah Harmi, beliau bisa terhitung cekatan dan kuat, tidak memakai tongkat untuk menopang dirinya. Rumah beliau hanya berupa sebuah rumah kecil yang penerangan lampunya hanya ada di bagian dapur belakang, beliau tidak mempunyai kamar mandi, yang ada di halaman belakang hanyalah bak air dan beberapa ember guna Mbah Harmi membuang hajat, mandi, mencuci baju dan sebagainya. "sabendintenipun kegiatanipun napa mawon mbah?" "..mecabuti godhong cengkeh" Mata pencaharian Mbah Harmi adalah mencari daun cengkeh dan mengumpulkannya dalam karung-karung untuk dijual, kegunaan daun cengkeh ini antara lain dijadikan minyak urut, kosmetik, bahan makanan dan minuman, parfum dan keperluan farmasi. (dilansir dari : https://regional.kompas.com/read/2012/05/07/13024933/~Regional~Indonesia%20Timur.) Awalnya aku mengira hanya bunga dan buah cengkeh sajalah yang berkhasiat dan digunakan sebagai herbal ataupun rempah, tetapi ternyata daun cengkeh yang layu pun bisa berguna, kalau daunnya dirobek samar-samar akan muncul harum cengkeh. Lokasi mata pencaharian Mbah Harmi sedikit jauh dari kediamannya, pohon-pohon cengkehnya berada tepat di samping ladang jagung dan ladang telo Alhamdulillah hari itu mendung dan hujan gerimis sehingga hawanya tidak terasa terlalu panas dan tetap sejuk dengan angin yang sepoi-sepoi Untungnya hari itu aku tidak memakai baju yang repot digunakan, tanahnya sangat becek dan kami harus hati-hati menghindari lubang-lubang supaya tidak terinjak, yang nantinya akan ditanami dengan biji jagung. Mbah Harmi bukanlah tipe orang yang banyak bicara, selain karena faktor usianya yang sudah sangat sepuh dan pendengaran yang kurang jelas, tidak banyak topik yang bisa kami bicarakan, semua bahan pertanyaan sudah habis sejak jam pertama kami membantu Mbah Harmi di ladang mencabuti dan memunguti daun cengkeh, sementara kami harus tetap berkomunikasi dan membantu sampai jam 12 siang, 3 jam setelah kami tiba di tempat tinggal Mbah Harmi. Karena kehabisan bahan bicara, akhirnya aku dan Dzikri memutuskan untuk menulis pengalaman kami dalam bahasa jawa (yang juga campur antara krama dan ngoko) di catatannya untuk diceritakan saat refleksi ulang nanti malam bersama Tante Elok Hari itu ada penebangan pohon tepat di sebelah rumah Mbah Harmi, karena itu kami memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu dengan membantu mengumpulkan ranting dan dahan untuk dijadikan kayu bakar nantinya, kayu-kayu tersebut masih basah karena hujan kemarin, jadi harus dijemur sampai benar-benar kering baru bisa dibakar. Potret kelompok lain bersama mbah yang akan dibantu hari itu 28 Juni 2023 - Petang harinya...
Kami pergi untuk mengajar TPQ di Mushola Wotgalih Etan
0 Comments
Leave a Reply. |